Alamat

Jl Diponegoro Gg. III Cepu - Jawa Tengah Indonesia

Selasa, 30 Agustus 2011

Hukum Lebaran Ikut Ahli Hisab

(GP ANSOR BLORA)
Pertanyaan
dari Ahmad Arfansa
tgl 30 Agustus 2011

Pak mau tanya ne? Misalkan warga NU ikt lebaran bsk apa hukumnya? Sdgkn PBNU sdh mencanangkan rabu
1sywal..mhon d jwb biar qt+ilmu
swun..

Jawaban
Kebanyakan ulama tidak memperbolehkan beramal mengikuti ahli perbintangan dan ahli hisab kecuali dalam madzhab syafĂ­ yg memperbolehkan bagi ahli itu untuk mengamalkan untuk dirinya sendiri.
Untuk lebih jelas kitab2 dibawah
ini dapat dibaca:
1. Al-fiqh 'ala madzahibil arba'ah hal 500-501 juz 1
2. Minhajul qowim hal 170-171 juz 2
3. Al-iqna hal 202-203 juz 1
4. Al-fiqh islami wa adillatuh hal 598-604 juz 2
5. Al-muhadzzab hal 250-251 juz 1

Hal ini berdasarkan hadis:
Suumuu liru'yatihi wa aftiruu liru'yatihi, fain ghumma 'alaikum faqduruu lah
Berpuasalah jika kalian melihat bulan (Ramadlan) dan berbukalah jika kaliam melihat bulan (Syawwal), maka jika mendung menghalangi (pandangan) kalian maka perkirakanlah
Hadis Riwayat al-Bukhori dan Muslim
Ada 3 penafsiran mengenai perkataan nabi (perkirakanlah)
1. Mayoritas ulama menafsirkan sempurnakanlah hitungannya menjadi 30 hari seperti disebutkan dalam beberapa riwayat lain.
Pendapat inilah yang terkuat dan sesuai dengan kaidah-kaidah ushul fiqh dan ulumul hadis
2. Sebagian ulama menafsirkan hitunglah dengan hisab.
Pendapat ini tertolak dengan hadis: inna ummatun ummiyatun la naktubu wala nahsibu
Sesungguhnya kita adalah ummat yg ummi, tidak menulis dan tidak menghisab.
Hadis Riwayat al-Bukhori dan Muslim
3. Sebagian ulama (yaitu madzhab hambali dan ibnu umar) menafsirkan bahwa besok orang itu harus berpuasa.
Pendapat ini juga tertolak karena berdasarkan kaidah ushul fiqh:
La qiyasa ma'a wujudin nash
Tidak ada kias serta adanya dalil.

Catatan kecil:
Ulama salaf yang memperbolehkan
penggunaan hisab jika ada sesuatu/mendung yg menutupi penampakan bulan Imam Syafi'i, Muthorrif bin asy-Syukhair
(lihat bidayatul mujtahid hal 263)

Ada pula ulama-ulama di abad ini yang memperbolehkan penetapan Ramdlan/Syawal dengan hisab diantaranya Ahmad Syakir, Sayyid Rasyid Ridha, Musthofa az-Zarqa, Yusuf al-Qardhawi
(Fiqhus Siyam hal 27-28)

Hukum shalat tarawih 4 rakaat dengan 1 tahiyat

(GP ANSOR BLORA)
Pertanyaan:
dari Arif Hari
pada tgl 27 Agustus 2011
Sebenarnya sholat taraweh yang
4 rokaat satu salamam, itu
mestinya pakai tahiyat awal
ndak..??? kemarin kami ikut
taraweh yang seperti itu kok
tidak ada tahiyat awal.....

Jawaban:
dari Dwi Giatno Alkissy
Mana ada taraweh 4 rka'at 1 slman..?
Yg nama'y tarawih itu 20 raka'at
bi'asyri taslimaatin...

Pertanyaan:
dari Arifia Mas
neng ndi kuwi?

Jawaban:
dari Farid Ze
Kalimat yang disebut saudara Dwi ada dlm kitab al-
muhadzdzab hal 117 juz 1.
Ini dikuatkan oleh hadis:
Sholatul laili matsna matsna.
Shalat malam itu 2 raka'at 2
raka'at. Hadits riwayat al-bukhori no
1137 dan muslim no 749 dan
751.
Sedang shalat tarawih 4 rakaat
dengan 1 salam saya belum
mendapat riwayat/atsar dalam masalah ini.
Bahkan beberapa ulama tidak
memperbolehkannya, diantaranya
1. Imam Malik (subulus salam hal
7 juz 2)
2. Ibnu Qudamah al-maqdisi madzhab hanbali (al-mughni hal
123 juz 1)
3. Imam nawawi bahkan
menyatakan shalat tarawih itu
tdk sah (al-majmu' hal 526 juz
1), demikian pula menurut Wahbah az-Zuhaili (al-fiqhil Islami
hal 526 juz 2)
Tapi ada pula sebagian ulama
madzab syafii, hanafi dan hanbali
memperbolehkan shalat sunnah
malam 4 rakaat dengan 1 tahiyat (lihat al-mughni hal
123-124 juz 1) dan maliki, tapi
kebanyakan dari mereka
memakruhkannya (lihat al-fiqh
'ala madzahibil arba'ah hal
310-311 juz 1)

Jumat, 19 Agustus 2011

Wanita Yang Berbicara Dengan Al-Quran

Abdullah bin al-Mubarak berkata: Saat saya keluar untuk berhaji ke Baitullah al-Haram dan menziarahi kubur Nabi SAW, disuatu jalan saya melihat suatu benda yang hitam di jalan itu, maka aku mencoba untuk menentukannya ternyata itu adalah seorang wanita yang tua dengan baju dan penutup kepala dari bulu domba,
Aku berkata kepadanya: "Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurahkan kepada anda."
Ia berkata: "Salam sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang [Yasin: 48]"
Aku pun berkata kepadanya: "Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu, apa yang anda perbuat di tempat ini ?"
Ia berkata: "Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk [Al-A'raf: 186]"
Maka aku pun mengerti kalau ia sedang dalam perjalanan dan tersesat.
Aku lalu bertanya: "Kemanakah tujuan anda ?"
Ia menjawab: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha [Al-Isra: 1]"
Aku pun mengetahui kalau ia telah menyelesaikan hajinya, dan hendak pergi ke Baitul Maqdis.
Lalu aku bertanya: "Telah berapa lama anda berada di tempat ini ?"
Ia menjawab: "Selama tiga malam, padahal kamu sehat [Maryam: 10]"
Aku pun berkata kepadanya : "Saya tidak melihat anda membawa makanan untuk dimakan."
Ia menjawab: "Dia memberi makan dan minum kepadaku [Asy-Syu'ara: 79]"
Aku bertanya: "Lalu dengan apa anda berwudlu ?"
Ia menjawab: " Lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih) [al-Maidah: 6]"
Aku pun berkata kepadanya: "Sesungguhnya saya membawa makanan, maukah anda memakannya ?"
Ia menjawab: "Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam [al-Baqarah: 187]"
Aku berkata: "Bulan ini bukanlah bulan Ramadlan."
Ia menjawab: "Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui [al-Baqarah; 158]"
Aku lalu berkata: "Kita diperbolehkan untuk tidak berpuasa saat dalam perjalanan."
Ia menjawab: "Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui [al-Baqarah: 184]"
Aku bertanya: "Mengapa anda berkata-kata dengan dengan perkataan semacam ini (yaitu dengan mengutip ayat-ayat al-Quran-pen) ?"
Ia menjawab: "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir [Qaf: 18]"
Lalu aku pun bertanya; "Anda berasal dari kabilah apa ?"
Ia menjawab: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya [al-Isra: 36]"
Aku lalu berkata: "Saya sungguh-sungguh telah berbuat kekeliruan, maka maafkanlah saya."
Ia menjawab: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) [Yusuf; 92]"
Maka aku pun berkata kepadanya: "Maukah anda saya angkut dengan unta saya agar anda dapat menyusul kabilah anda ?"
Ia menjawab: "Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya [al-Baqarah: 215]"
Lalu aku menurunkan untaku untuknya.
Wanita itu berkata: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, [an-Nur: 30]"
Lalu aku pun menahan pandanganku darinya, dan aku berkata kepadanya: "Tunggangilah !"
Maka saat ia hendak menungganginya, unta itu berlari sehingga menyobek bajunya.
Ia pun berkata: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) [asy-Syura: 30]"
Maka aku berkata kepadanya: "Bersabarlah sehingga aku mengikatnya."
Ia menjawab: "Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman [al-Anbiya: 79]"
Lalu aku mengikat unta itu, dan berkata kepadanya: "Tunggangilah !"
Maka saat ia menungganginya ia berkata: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami [az-Zukhruf: 13-14]"
Lalu ia memegang tali kendali unta, dan berjalanlah unta itu dan berteriak-teriak.
Maka wanita itu berkata kepadanya: "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu [Luqman: 19]"
Maka aku pun berjalan dengan pelan-pelan sambil bernyanyi-nyayi.
Maka ia berkata: "Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran [Al-Muzammil: 20]"
Aku pun berkata: "Anda sungguh-sungguh telah diberikan kebaikan."
Ia menjawab: "Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah) [Al-Baqarah: 269]"
Maka saat aku berjalan bersamanya ,aku bertanya kepadanya: "Apakah anda telah memiliki suami ?"
Ia menjawab: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu [al-Maidah: 101]"
Maka akupun diam sampai aku menyusul kafilah(rombongan) bersamanya.
Lalu aku bertanya kepadanya: "Di kafilah ini siapakah kerabatmu ?"
Ia menjawab: "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia [al-Kahfi: 46]"
Aku pun mengerti kalau ia memiliki anak-anak.
Maka aku bertanya kepadanya: "Apa pekerjaan mereka saat berhaji ?"
Ia menjawab: "Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk [an-Nahl: 16]"
Maka aku pun mengerti kalau mereka adalah penunjuk jalan bagi rombongan tersebut, lalu aku menuju ke suatu tenda.
Aku pun berkata kepadanya: "Dalam tenda ini siapakah kerabatmu ?"
Ia menjawab: "Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya [an-Nisa: 125], Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung [an-Nisa: 164], Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. [Maryam: 12]"
Lalu aku pun memanggil dengan suara yang keras: " Wahai Ibrahim, Wahai Musa, Wahai Yahya."
Maka aku pun bertemu dengan anak-anak muda yang memiliki wajah bercahaya seakan-akan mereka adalah bulan,
Saat mereka telah duduk, maka ia berkata : "Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik [al-Kahfi: 19]"
Maka salah seorang dari mereka pergi membeli makanan, dan mereka menyuguhkannya kepadaku.
Aku pun berkata kepada mereka: "Saat ini makanan ini haram bagi saya sehingga kalian menceritakan kepadaku tentang masalah wanita ini."
Mereka berkata: "Ini adalah ibu kami, beliau sejak 40 tahun (yang lalu) tidak pernah berbicara kecuali dengan al-Quran karena takut kalau ia sampai keliru/salah (dalam pembicaraannya) sehingga Allah yang Maha Pengasih memurkainya, Maha Suci Allah akan apa yang Dia kehendaki."
Lalu aku berkata: "Ini adalah anugerah Allah yang Dia berikan kepada orang yang dikehendaki-Nya, Dan Allah adalah Dzat yang Memberi anugerah dan Maha Agung."

(dikutip dari kitab Kifayatul Atqiya' wa Minhajul Ashfiya' hal 57-58)