Perkataan ke-1
مِنْ عَلاَمَةِ اْلإِعْتِمَادِ عَلىَ اْلعَمَلِ، نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُْودِ الزَّلَلَ
Termasuk dari tanda-tanda bersandar pada amal ialah kurangnya harapan saat adanya kesalahan (dosa).
Keterangan:
Ilmu tasawuf merupakan hasil dari amal-amal yang benar dan buah dari keadaan-keadaan yang suci karena itu pengarang (Ibnu Atho-illah) memulai kitabnya dengan pembahasan tentang amal.
Para ulama berkata: Barang siapa yang beramal dengan ilmu yang ia ketahui maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang ia tidak ketahui.
I’timad adalah bersandar kepada sesuatu dan cenderung kepadanya.
Sedangkan amal adalah gerakan dari tubuh atau hati.
Jika amal itu sesuai dengan syariat maka disebut ketaatan, dan jika bertentangan dengan syariat maka disebut maksiat.
Berdasarkan hadis sohih dari Umar bin al-Khottob, maka amal itu terbagi menjadi 3 macam:
1. Islam (Syari’at)
2. Iman (Thariqah)
3. Ihsan (Haqiqat)
Islam (Syariat) adalah cara agar kita dapat menyembah Allah SWT secara benar sehingga dengannya kita dapat memperbaiki keadaan-keadaan lahir (anggota tubuh) kita.
Adapun caranya memperbaiki keadaan lahir kita adalah dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, yang dapat kita jalankan dengan 3 macam cara yaitu: taubah, takwa dan istiqomah.
Iman (Thariqah) adalah cara kita agar kita dapat mengenal dan mengetahui Allah SWT sehingga kita dapat menuju ke hadapan Allah SWT sehingga kita dapat memeperbaiki hati-hati kita.
Adapun cara memperbaiki hati kita adalah dengan berusaha menghilangkan dari hati kita dari akhlak-akhlak yang tercela dan menghiasinya dengan akhlak-aklak yang terpuji, yang dapat kita jalankan dengan 3 macam cara yaitu ikhlas, jujur dan tuma’ninah (tenang).
Ihsan (Haqiqat) adalah cara agar kita dapat menyaksikan atau merasakan kehadiran Allah SWT dalam diri kita sehingga kita dapat memperbaiki jiwa kita.
Adapun cara memperbaiki jiwa kita adalah dengan merendahkan dan memecahkannya sehingga menjadi bersih dan terlatih dengan tata krama, kerendahan hati dan ahklak yang baik, yang dapat kita jalankan dengan 3 cara yaitu muroqobah (intropeksi diri), musyahadah (merasakan kehadiran Allah) dan ma’rifah (mengenal Allah)
Inilah proses atau fase yang seharusnya ditempuh seseorang dalam kehidupannya adalah Islam (syari’at) , Iman (thariqat) dan Ihsan (haqiqat).
Jika seseorang itu telah mengetahui hakekat dari Islam maka ia tidak akan mampu untuk malas dalam beramal.
Jika seseorang telah mengetahui hakekat dari Iman maka ia tidak akan memalingkan amalnya kepada selain Allah SWT.
Jika seseorang telah mengetahui hakikat dari Ihsan maka ia tidak mampu untuk berpaling (bersandar) selain kepada Allah
Inilah maqom-maqom (tingkatan) yang harus dilalui seseorang yang ingin mebersihkan jiwanya. Dan seseorang tidak boleh berpindah dari satu maqom ke maqom berikutnya kecuali ia telah menyelesaikan maqom itu dengan baik dan benar. Seseorang tidak boleh mempelajari Thariqoh jika ia belum mempelajari Syariat terlebih dahulu dan mengerjakannya yaitu dengan cara mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan bertaubah, bertaqwa.dan istiqomah. Jika ia telah membersihkan dirinya secara lahiriah maka barulah ia mulai membersihkan dirinya secara batiniah dengan mejauhkan hatinya dari akhlak yang tecela dan menghisainya dengan akhlak yag terpuji. Jika hal ini telah terlaksana dengan baik, barulah ia mulai membersihkan jiwanya dengan memperbaiki tata krama atau kesopanan saat ia berhadapan dengan Allah SWT.
Bersambung ke bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar