Alamat

Jl Diponegoro Gg. III Cepu - Jawa Tengah Indonesia

Jumat, 04 Maret 2011

ADAB BERDEBAT (bag 3)

5. Tidak segan untuk mengatakan tidak tahu saat berdebat
Salah satu sikap yang harus kita dilakukan dalam berdebat adalah mengatakan tidak tahu jika saat itu kita memang tidak mengetahui akan permasalahan kita hadapi ditengah-tengah perdebatan.
Ingatlah kita ini tidak lebih mulya daripada malaikat yang tidak merasa malu untuk berkata tidak tahu saat ditanyai oleh Allah akan nama-nama benda yang diajarkan-Nya kepada Nabi Adam.
Allah SWT berfirman:
وَعَلَّمَ آدَمَ اْلاَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلىَ الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ اَنْبِؤُوْنِي بِاَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ، قَالُوْا سُبْْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا، اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
[al-Baqoroh: 32]

6. Menerima kebenaran dengan hati yang lapang.
Salah satu pertanda seseorang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, adalah hatinya merasa lapang jika ia mendapatkan kebenaran, Dan sebaliknya, jika Allah menghendaki seseorang mendapat keburukan, maka hatinya dibuat tertutup dari kebenaran.
Allah SWT berfriman:
فَمَنْ يُرِدِ اللهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ، وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَدُ فِى السَّمَاءِ
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.
[al-An’am: 125]
Jangan kita termasuk dalam kelompok yang dicela Allah karena tertutup hatinya dan tersumbat telinganya saat menerima kebenaran.

Allah SWT berfirman:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ، وَجَعَلْنَا عَلىَ قُلُوْبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوْهُ وَفِى آَذَانِهِمْ وَقْرًا، وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ اَيَةٍ لاَ يُؤْمِنُوْا بِهَا
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya
[al-An’am: 25]

7. Berpaling dari orang dari yang tidak menerima kebenaran
Jika orang yang kita ajak berdebat tidak mau menerima kebenaran yang telah jelas, maka sebaiknya perdebatan itu kita hentikan dan tidak ada gunanya untuk diteruskan.
Karena ia termasuk orang yang tidak dikehendaki oleh Allah SWT untuk mendapatkan petunjuk. Dan jika kita teruskan maka akibatnya akan dapat menimbulkan pertengkaran atau permusuhan.
Allah SWT berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
[al-A’raf: 199].
Ingatlah yang dapat memberi petunjuk ke jalan kebenaran adalah Allah, sedangkan kita hanya diperintahkan untuk menyampaikannya tanpa pemaksaan atau kekerasan.
Allah SWT befriman:
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللهُ يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.
[al-Baqoroh: 272]

8. Mendoakan orang yang diajak diskusi agar mendapatkan kebenaran.
Usaha terakahir yang dapat kita lakukan jika orang yang kita ajak berdebat tetap tidak mau menerima kebenaran adalah mendoakannya agar mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Ikutilah jejak Nabi Syu’aib yang mendoakan kebaikan kepada kaumnya saat beliau berdebat dengan kaumnya dan mereka tidak mau menerima kebenaran.
Allah SWT berfirman:
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.
[al-A’raf :89]

Demikian sedikit ilmu yang dapat saya bagikan semoga bermanfaat.

Ke Bagian 1
Ke Bagian 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar