5. Kronologi Sejarah NU
1926
31 Januari, NU terbentuk
21-23 September. Muktamar NU ke-1 di Surabaya
Terbentuknya Jam'iyyatun Nasihiin (kumpulan muballigh
1927
9-11 Oktober, Muktamar NU ke-2 di Surabaya
1928
28-30 September, Miktamar NU ke-3 di Surabaya
Pembentukan Lajnatun Nashihin, komisi propaganda untuk menyiarkan NU ke berbagai daerah
1929
17-20 September, Mukatamar NU ke-4. di Semarang, Jawa Tengah
Mendirikan koperasi serba ada (Cooperatie Kaum Muslimin/CKM)
1930
6 Pebruari, mendapat pengakuan resmi dari pemerintah Belanda yang ditulis dalam 'Besluit Rechtpersoon no. IX'
7-10 September, Muktamar NU ke-5. di Pekalongan
Mendirikan Lajnah Waqfiyyah (komite wakaf) di setiap cabang NU untuk mengurus harta wakaf dan harta lainnya untuk kepentingan NU
1931
29 Agustus, Muktamar NU ke-6, di Cirebon
1932
9 Agustus. Muktamar NU ke-7, di Bandung
1933
7 Mei. Muktamar NU ke-8, di Jakarta
1934
21-26 April, Muktmar NU ke-9, di Banyuwangi, dengan pembaharuan mekanisme, pemisahan sidang antara Syuriah dan Tanfidziyah
Penbentukan Anshor Nahdatoel Oelama (ANO) sebagai wadah pemuda
1935
13-18 April, Muktamar NU ke-10, di Sala
1936
8-12 Juli, Muktamar NU ke-11, di Banjarmasin
1937
20-24 Juni, Muktamar NU ke-12, di Malang
1938
11-16 Juli, Muktamar NU ke-13, di Banten\
Membentuk Ma'arif, badan otonom untuk mengembangkan pendiikan NU
Membentuk "Nahdatoel Oelama Bahagian Muslimat (NOM)" untuk mendidik dan mengembangkan kaum muslimat
1939
15-21 Juli, Muktamar NU ke-14, Magelang
Masuk menjadi anggota Al-Majlisul Islami 'Ala Indonesia (MIAI), yaitu badan federasi perkumpulan Islam
1940
9 Pebruari, Muktamar NU ke-15, di Surabaya
1941
Rais Akbar NU KH. Hasyim Asy'ari dan Ketua Hoofdbestuur NU KH> Mahfudz Shiddiq dipenjara Jepang selama 4 bulan
1942
18 Agustus, KH Hasyim dibebaskan dari penjara
1943
bersama dengan Muhammadiyah membentuk Majlis Syuro MusliminIndonesia (Masyumi) sebagai badan federasi organisasi Islam menggantikan MIAI
1944
Membentuk Hizbullah dan Sabilillah, untuk melatih santri menjadi tentara
1945
21-22 Oktober, Pertemuan para konsul PBNU se-Jawa dan Madura yang mengeluarkan Resolusi Jihad bahwa bertempur melawan tentara sekutu (NICA) adalah fardlu 'ain bagi tiap orang Islam
7-8 Nopember, Kongres Masyumi yang memutuskan menjadi partai politik
1946
26-29 Maret, Muktamar NU ke-16, di Purwokerto
1947
25 Juli, KH. Hasyim Asy'ari wafat
Membentuk biro politik NU untuk menyelsaikan kasus NU dan MASYUMI
1950
30 April-3 Mei, Muktamar NU ke-18, di Jakarta memutuskan keluar dari
Masyumi dan mengangkat KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai Rais Akbar NU
Membentuk Fatayat NU, yaitu organisasi remaja wanita NU
1951
Muktamar NU ke-19, di Palembang, memutuskan NU menjadi partai Politik
Bersama dengan PSII dan PERTI membentuk Liga MusliminIndonesia
1954
8-13 September, Muktamar NU ke-20 di Surabaya
Mengukuhkan Kepala Negara RI sebagai Waliyul Amri Dlaruri Bisysyaukah (Pemegang kekuasaaan Negara darurat)
1955
NU menjadi pemenang pemilu nomor empat setelah MASYUMI dan PNI
1956
Desember, Muktamar NU ke-21, di Medan
1957
9-10 Sidang pleno NU bersama konsul-konsul NU se-Indonesia, membicarakan khususnya gagasan Presiden Sukarno membentuk Dewan Nasional
19 Maret, Konferensi Besar Syuriah NU, di Surabaya
1959
14-18 Desember, Muktamar NU ke-22, di Jakarta
1960
18-22 April, Konferensi Besar Pengurus Besar Suriyah NU ke-1, di Surabaya
1961
15 April, presiden Sukarno menetapkan keputusan bahwa hanya ada 8 partai politik yang berhak hidup, salah satunya adalah NU
11-13 Oktober, Konferensi Besar Pengurus Besar Suriyah NU ke-2, di Jakarta
1962
25-29 Desember, Muktamar NU ke-23, di Solo
1971
20-25 Desember, Muktamar NU ke-25, di Surabaya
1973
NU. Parmusi, PSSI, dan Perti bergabung dalam satu wadah yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
1979
5-11 Juni. Muktamar NU ke-26, di Semarang, salah satu agendanya membahas perubahan AD/ART NU dari parpol menjadi jam’iyah diniyyah\
1981
30 Agustus, Munas Alim Ulama, di Kaliurang.Yogyakarta
1983
21 Desember. Munas Alim Ulama, di Situbondo memutuskan kembali ke Khittah 1926, artinya kembali melestarikan paham keulamaannya
1984
8-12 Desember, Muktamar NU ke-27
1987
15-18 Nopember, Munas Alim Ulama NU, di Cilacap
1989
25-28 Nopember, Muktamar NU ke-28, di Krapyak,Yogyakarta
1992
21-25 Januari, Munas Alim Ulama NU, di Bandar Lampung
1994
4 Desember, Muktamar NU ke-29, di TasikMalaya
1997
17-20 Nopember, Munas NU, di Lombok, Nusa Tenggara Barat
1999
21-27 Nopember, Muktamar NU ke-30, di Lirboyo,Kediri
1926
31 Januari, NU terbentuk
21-23 September. Muktamar NU ke-1 di Surabaya
Terbentuknya Jam'iyyatun Nasihiin (kumpulan muballigh
1927
9-11 Oktober, Muktamar NU ke-2 di Surabaya
1928
28-30 September, Miktamar NU ke-3 di Surabaya
Pembentukan Lajnatun Nashihin, komisi propaganda untuk menyiarkan NU ke berbagai daerah
1929
17-20 September, Mukatamar NU ke-4. di Semarang, Jawa Tengah
Mendirikan koperasi serba ada (Cooperatie Kaum Muslimin/CKM)
1930
6 Pebruari, mendapat pengakuan resmi dari pemerintah Belanda yang ditulis dalam 'Besluit Rechtpersoon no. IX'
7-10 September, Muktamar NU ke-5. di Pekalongan
Mendirikan Lajnah Waqfiyyah (komite wakaf) di setiap cabang NU untuk mengurus harta wakaf dan harta lainnya untuk kepentingan NU
1931
29 Agustus, Muktamar NU ke-6, di Cirebon
1932
9 Agustus. Muktamar NU ke-7, di Bandung
1933
7 Mei. Muktamar NU ke-8, di Jakarta
1934
21-26 April, Muktmar NU ke-9, di Banyuwangi, dengan pembaharuan mekanisme, pemisahan sidang antara Syuriah dan Tanfidziyah
Penbentukan Anshor Nahdatoel Oelama (ANO) sebagai wadah pemuda
1935
13-18 April, Muktamar NU ke-10, di Sala
1936
8-12 Juli, Muktamar NU ke-11, di Banjarmasin
1937
20-24 Juni, Muktamar NU ke-12, di Malang
1938
11-16 Juli, Muktamar NU ke-13, di Banten\
Membentuk Ma'arif, badan otonom untuk mengembangkan pendiikan NU
Membentuk "Nahdatoel Oelama Bahagian Muslimat (NOM)" untuk mendidik dan mengembangkan kaum muslimat
1939
15-21 Juli, Muktamar NU ke-14, Magelang
Masuk menjadi anggota Al-Majlisul Islami '
1940
9 Pebruari, Muktamar NU ke-15, di Surabaya
1941
Rais Akbar NU KH. Hasyim Asy'ari dan Ketua Hoofdbestuur NU KH> Mahfudz Shiddiq dipenjara Jepang selama 4 bulan
1942
18 Agustus, KH Hasyim dibebaskan dari penjara
1943
bersama dengan Muhammadiyah membentuk Majlis Syuro Muslimin
1944
Membentuk Hizbullah dan Sabilillah, untuk melatih santri menjadi tentara
1945
21-22 Oktober, Pertemuan para konsul PBNU se-Jawa dan Madura yang mengeluarkan Resolusi Jihad bahwa bertempur melawan tentara sekutu (NICA) adalah fardlu 'ain bagi tiap orang Islam
7-8 Nopember, Kongres Masyumi yang memutuskan menjadi partai politik
1946
26-29 Maret, Muktamar NU ke-16, di Purwokerto
1947
25 Juli, KH. Hasyim Asy'ari wafat
Membentuk biro politik NU untuk menyelsaikan kasus NU dan MASYUMI
1950
30 April-3 Mei, Muktamar NU ke-18, di Jakarta memutuskan keluar dari
Masyumi dan mengangkat KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai Rais Akbar NU
Membentuk Fatayat NU, yaitu organisasi remaja wanita NU
1951
Muktamar NU ke-19, di Palembang, memutuskan NU menjadi partai Politik
Bersama dengan PSII dan PERTI membentuk Liga Muslimin
1954
8-13 September, Muktamar NU ke-20 di Surabaya
Mengukuhkan Kepala Negara RI sebagai Waliyul Amri Dlaruri Bisysyaukah (Pemegang kekuasaaan Negara darurat)
1955
NU menjadi pemenang pemilu nomor empat setelah MASYUMI dan PNI
1956
Desember, Muktamar NU ke-21, di Medan
1957
9-10 Sidang pleno NU bersama konsul-konsul NU se-Indonesia, membicarakan khususnya gagasan Presiden Sukarno membentuk Dewan Nasional
19 Maret, Konferensi Besar Syuriah NU, di Surabaya
1959
14-18 Desember, Muktamar NU ke-22, di Jakarta
1960
18-22 April, Konferensi Besar Pengurus Besar Suriyah NU ke-1, di Surabaya
1961
15 April, presiden Sukarno menetapkan keputusan bahwa hanya ada 8 partai politik yang berhak hidup, salah satunya adalah NU
11-13 Oktober, Konferensi Besar Pengurus Besar Suriyah NU ke-2, di Jakarta
1962
25-29 Desember, Muktamar NU ke-23, di Solo
1971
20-25 Desember, Muktamar NU ke-25, di Surabaya
1973
NU. Parmusi, PSSI, dan Perti bergabung dalam satu wadah yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
1979
5-11 Juni. Muktamar NU ke-26, di Semarang, salah satu agendanya membahas perubahan AD/ART NU dari parpol menjadi jam’iyah diniyyah\
1981
30 Agustus, Munas Alim Ulama, di Kaliurang.
1983
21 Desember. Munas Alim Ulama, di Situbondo memutuskan kembali ke Khittah 1926, artinya kembali melestarikan paham keulamaannya
1984
8-12 Desember, Muktamar NU ke-27
1987
15-18 Nopember, Munas Alim Ulama NU, di Cilacap
1989
25-28 Nopember, Muktamar NU ke-28, di Krapyak,
1992
21-25 Januari, Munas Alim Ulama NU, di Bandar Lampung
1994
4 Desember, Muktamar NU ke-29, di Tasik
1997
17-20 Nopember, Munas NU, di Lombok, Nusa Tenggara Barat
1999
21-27 Nopember, Muktamar NU ke-30, di Lirboyo,
Kembali ke Bagian 1
Kembali ke Bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar