Alamat

Jl Diponegoro Gg. III Cepu - Jawa Tengah Indonesia

Selasa, 08 Februari 2011

Singa (01)

a. Kata singa.
Kata singa berasal dari bahasa Sansakerta, adalah hewan dari keluarga felidae atau genus kucing yang memiliki nama ilmiah Phantera Leo.
Kata singa dalam bahasa arab bentuk tunggalnya adalah Asad, dan dapat dijamakkan ke dalam:  Aswad, Asd, Aasd, Aasaad.
Ibnu Kholuwaih menyatakan bahwa singa memiliki 500 nama dan sifat. Dan Ali bin Qashim bin Ja’far al-Lughowi menambahkan 130 nama lainnya.
Nama lain yang terkenal untuk singa adalah: Usamah, al-Harits, al-Laits,  Zufar, Abu Hafshoh, Abu al-Abbas, Abu al-Harits, Abu Az-Za’faran.
Nama singa digunakan sebagai perumpamaan untuk seseorang yang kuat, pemberani dan berkuasa. Sahabat yang mendapat julukan singa Allah (Asadullah) adalah Hamzah bin Abdul Muttholib dan Abu Qotadah.

b. Sifat singa
Singa merupakan hewan yang hidup dalam kelompok. Biasanya terdiri dari seekor jantan dan banyak betina. Kelompok ini lantas menjaga daerah kekuasaannya.
Berat Singa kurang lebih antara 150 kg (betina) dan 225kg (jantan). Umurnya antara 10 sampai 15 tahun di hutan. Tetapi jika dipelihara bisa sampai 20 tahun.
Singa betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan singa jantan lebih santai dan selalu bersikap menunggu dan meminta jatah dari hasil buruan para betinanya.
Singa disifati sebagai binatang pemberani dan penakut.
Singa adalah binatang buas yang sangat keras karena ia merasa tidak ada binatang buas lain yang dapat menandinginya.
Di antara keistimewaannya adalah ia tidak memakan binatang buruan hewan lainnya, dan jika ia merasa kenyang dari binatang buruannya maka ia meninggalkannya dan tidak kembali lagi kepadanya.  Jika ia sedang lapar maka perangainya sangat  buruk dan apabila ia kenyang maka ia merasa senang. Ia tidak meminum air yang pernah dijilat anjing. Dan ia tidak mendekati wanita yang sedang haid meskipun ia sedang kelaparan.
Di antara sifat penakutnya adalah: ia takut akan suara ayam jago yang berkokok, suara baskom yang diketuk, dan suara kucing. Ia juga kebingungan jika melihat api.

c. Kisah tentang singa
Ibnu Sab’ al-Busti dalam kitab Syifa ash-Shudur meriwayatkan:
Sesungguhnya Abdullah bin Umar bin al-Khotthob dalam suatu perjalanan ia bertemu dengan suatu kaum yang berhenti di jalan, maka ia bertanya: “Kaum itu kenapa ?”
Maka orang-orang berkata: ”Ada singa di jalan yang membuat mereka takut.”. Maka ia pun turun dari tunggangannya kemudian berjalan ke arah singa itu, ia memegang telinganya dan menjauhkannya dari jalan, dan ia berkata kepada singa itu: ”Rasulullah tidaklah berdusta dengan ucapannya: Sesungguhnya kamu menguasai  manusia karena rasa takut mereka kepada selain Allah. Jika saja manusia itu tidak takut kecuali hanya kepada Allah maka kamu tidak akan menguasainya. Dan jika manusia tidak berharap kecuali hanya kepada Allah maka Allah tidak akan menguasakan kepada selain dirinya.
Al-Bukhori dalam tarikh meriwayatkan dari Safinah ia berkata:
Aku menaiki perahu di tengah lautan, maka pecahlah perahu tersebut. Aku menaiki suatu papan hingga aku sampai ke suatu hutan belantara yang di dalamnya ada singa. Kemudian singa itu berhadapan denganku, maka aku berkata: “Aku adalah Safinah budak yang telah dimerdekakan Rasulullah SAW dan aku sedang tersesat.” Lalu singa itu menyentuhku dengan pundaknya sehingga aku berdiri di atas jalan, kemudian ia meraung, maka aku mengira bahwa ia mengucapkan salam.
Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah menceritakan dari Muhammad bin al-Munkadir:
Sesungguhnya Safinah, tersesat dari pasukan saat berada di Romawi, dan ia pun tertawan. Lalu ia melarikan diri dan mencari pasukannya. Mendadak ia bertemu dengan singa, maka ia berkata kepadanya: Aku adalah Safinah, budak yang telah dimerdekakan Rasulullah SAW Rasulullah, aku menceritakan  peristiwa yang kualami. Singa itu kemudian menghadap (kepadanya)  sambil mengibaskan ekornya sehingga berdiri di samping Safinah, maka ia (berjalan  dengan singa itu) sampai ke pasukannya, lalu singa itupun kembali.
Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Naufal bin Abi ‘Aqrob, dari ayahnya:
Nabi SAW berdoa untuk Utbah bin Abi Lahab: “ ya Allah berilah kekuasaan kepadanya salah satu anjing dari anjinganjingMu.”
Abu Nu’aim meriwayatkan dari Aswad bin Habbar:
Abu Lahab dan putranya bersiap-siap menuju ke Syam  dan aku pergi bersama keduanya. Maka kami singgah di suatu bukit yang berdekatan dengan kuil seorang pendeta. Pendeta itu bertanya: “Apa yang membuat kalian singgah di sini, di sini ada binatang buas.” Abu Lahab berkata: “Kalian mengetahui umur dan hakku !” Kami  berkata: “Ya.” Ia berkata: “Sesungguhnya Muhammad telah berdoa untuk anakku, maka kumpulkanlah barangbarang kalian di kuil ini, lalu bentangkanlah permadani untuk anakku di atas barangbarang itu, dan  kalian  tidurlah di sekelilingnya. Maka kami berbuat akan hal itu, kami kumpulkan barangbarang sampai tinggi, kami berputar di sekelilingnya, dan Utbah tidur di atasnya. Maka datanglah seekor singa, ia menciumi wajah-wajah kami, lalu ia melompat hingga berada di atas barangbarang dan ia (menggigit hingga) memutuskan kepala Utbah pada saat ia berkata: “Pedangku, hai anjing !” Ia tidak dapat berbuat kecuali itu. Dalam riwayat lain: Singa itu menerkam dan mencakar Utbah sekali cakaran yang membuatnya terluka. Maka Utbah berkata: “Ia membunuhku.” Lalu Utbah mati saat itu juga, dan kami mencari singa itu  tetapi tidak dapat kami temukan.

Bersambung ke Bagian 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar