Alamat

Jl Diponegoro Gg. III Cepu - Jawa Tengah Indonesia

Selasa, 11 Januari 2011

Perdebatan Ulama Buta

Seorang pelajar di kota Makkah berceritera bahwa:
Ada seorang ulama tunanetra -yang suka menyalahkan dan juga mengenyampingkan ulama-ulama lain yang tidak sepaham dengannya- mendatangi seorang ulama yang berpendapat tentang jaiznya/boleh-nya melakukan takwil (penggeseran arti) terhadap ayat-ayat mutasyabihat/samar seperti ayat:
Yadullah fauqo aidiihim (tangan Allah diatas tangan mereka), Tajri bi a'yunina ([kapal] itu berlayar dengan mata Kami) dan lain sebagainya.
Ulama yang membolehkan ta'wil itu berpendapat bahwa kata tangan pada ayat itu berarti kekuasaan (jadi bukan berarti tangan Allah swt secara hakiki/sebenarnya) sedangkan kata mata pada ayat ini berarti pengawasan.
Ulama tunanetra yang memang tidak setuju dengan kebolehan menakwil ayat-ayat mutasyabihat diatas itu langsung membantah dan mengajukan argumentasi dengan cara yang tidak sopan dan menuduh pelakuan takwil sama artinya dengan melakukan tahrif (perubahan) terhadap ayat Al-Qur'an.
Ulama yang membolehkan takwil itu -setelah didamprat habis-habisan- dengan tenang memberi komentar: "Kalau saya tidak boleh takwil, maka anda akan buta di akhirat".
Ulama tunanetra itu bertanya: "Mengapa anda mengatakan demikian?".
Dijawab :" Bukankah dalam surat al-Isra' ayat 72 Allah swt berfirman: "Barangsiapa buta di dunia, maka di akhirat pun dia akan buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar". Kalau saya tidak boleh takwil, maka buta pada ayat ini pasti diartikan dengan buta mata dan tentunya nasib anda nanti akan sangat menyedihkan yakni buta di akhirat karena di dunia ini anda telah buta mata (tunanetra). Karena-nya bersyukurlah dan hargai pendapat orang-orang yang membolehkan takwil sehingga kalimat buta pada ayat diatas (menurut mereka). diartikan dengan: buta hatinya jadi bukan arti sesungguhnya yaitu buta matanya."
Ulama yang tunanetra itu akhirnya diam membisu, tidak memberikan tanggapan apa-apa.

Sumber:
A.Shihabuddin, Inilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Kumpulan Dialog Membela Faham Aswaja Dari Faham Salafy Wahabi), Assalafiyyah Press, Yogyakarta, 2010, hal. 10
DOWNLOAD BUKU INI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar