Alamat

Jl Diponegoro Gg. III Cepu - Jawa Tengah Indonesia

Jumat, 26 Oktober 2012

Gus Dur - 20 kepala Ikan - 20 Anjing - 20 Mahasiswa dan 20 Hari


Pada saat saya membaca buku Biografi Gus Dur (The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid) tulisan Greg Barton yang diterbitkan LKiS ada satu cerita di mana Gus Dur masih menjadi mahasiswa di Baghdad yang membuat saya tertawa dan bahkan hampir tak mampu untuk menahannya saat menulis cerita ini.
Berikut ini kisahnya:

Selama tiga tahun pertama Gus Dur tinggal bersama dengan sesama mahasiswa Indonesia. Bersama dengan 19 orang lainnya, ia menyewa sebuah vila di luar Baghdad dan menjadikannya sebagai tempat kediaman. Mereka cukup mempunyai uang dari beasiswa  yang diterimanya dan dari hasil kerja paro waktu mereka sehingga vila ini pun menjadi tempat tinggal yang menyenangkan untuk ukuran mahasiswa. Sebagai tempat tinggal mahasiswa , vila ini ditandai dengan suasana kebersamaan yang menyenangkan serta percakapan-percakapan yang hidup dan kebanyakan menarik. Para mahasiswa itu mengumpulkan iuran untuk membiayai urusan rumah tangga sehari-hari dan sewa vila itu.
Para mahasiswa ini mendapat giliran untuk menyiapkan hidangan setiap 20 hari sekali. Keistimewaan Gus Dur adalah menyiapkan kari kepala ikan. Ini merupakan makanan sangat lezat bagi orang Indonesia yang jauh di rantau. Diakui oleh Gus Dur bahwa pilihan masakan ini bukanlah sepenuhnya kebetulan.
Pada masa awal ia tinggal di Baghdad, demikian  ceritanya, ia sempat menjumpai sebuah toko yang menjual ikan dekat tempat tinggalnya itu. Diperhatikan olehnya bahwa orang Irak tidak makan kepala ikan. Kepala ikan dibuang begitu saja atau diberikan pada binatang peliharaan. Oleh karena itu, pada suatu hari ia mendatangi pemilik toko itu dan meminta 20 kepala ikan ukuran besar. Pemilik toko itu terkejut.
“Untuk apa kepala ikan sebanyak itu ?”
“Hmm, saya memelihara banyak anjing.” kata Gus Dur.
“Berapa banyak ?”
“Dua puluh .” jawab Gus Dur sambil menahan tawanya .
Si pemilik toko pun setuju dan sejak itu setiap 20 hari sekali Gus Dur mendatangi toko itu dan membawa pulang 20 kepala ikan ukuran besar. Sebagai tanda membeli, ia memberikan kepada pemilik toko itu beberapa buah mata uang logam. Setibanya di rumah, ia pun membuat kari kepala ikan yang lezat. Masakan itu hampir sepenuhnya gratis, lagi pula teman-teman serumahnya sangat menyukainya. Hal itu berlangsung lebih dari satu tahun dan merupakan suatu pengaturan yang hampir ideal.
Akan tetapi kemudian, pada suatu hari mahasiswa-mahasiswa ini menerima tamu resmi dari Indonesia. Kedutaan  besar Indonesia mengusulkan diadakan jamuan makan khusus di rumah tersebut. Lalu, para mahasiswa ini, dengan gaya khas Indonesia yang sukar ditiru oleh orang lain, membentuk sebuah panitia dan mulai mengadakan persiapan. Salah seorang teman Gus Dur diberi tugas memasak dan ia ingin menyiapkan hidangan ikan di samping hidangan daging kambing dan daging sapi yang telah direncanakan sebelumnya. Ia pergi ke toko yang biasa dikunjungi Gus Dur.
Si pemilik mengenali orang ini dan berkomentar sambil tertawa: “Temanmu sangat aneh .”
“Kenapa ?”
“Ia memelihara banyak anjing. Bayangkan, 20 anjing!”
Mahasiswa ini pulang ke rumah dan menumpahkan kemarahannya pada Gus Dur.
“Sampai hati kau samakan kami dengan anjing ?”katanya sambil meminta keterangan.

Sumber:
Biografi Gus Dur (The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid)
Oleh: Greg Barton
Hal 106-108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar