Faidah 3
Hadits ini juga menunjukkan betapa pentingnya sifat tawakkal bagi orang Islam yang sedang tertimpa musibah.
Tawakkal adalah percaya dengan apa yang ada di sisi Allah dan tidak mengharapkan kepada selain Allah.
Atau dengan perkataan lain, tawakkal adalah berpegang teguhnya hati kepada satu-satunya orang yang diserahi (dijadikan wakil) yaitu Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
وَتَوَكَّلْ عَلىَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ وَكِيْلاً
Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung. [S. An-Nisa; 81]
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلىَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ، إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِى يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ، وَعَلىَ اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. [S. Ali Imran: 160]
Rasulullah SAW bersabda:
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِى سَبْعُوْنَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ، هُمُ الَّذِيْنَ لاَ يَسْتَرْقُوْنَ وَلاَ يَتَطَيَّرُوْنَ وَلاَ يَكْتَوُوْنَ وَعَلىَ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
Akan masuk surga 70 ribu dari umatku, mereka adalah orang-orang yang tidak minta dibuatkan jimat (jampi-jampi), tidak meramalkan hal-hal buruk, tidak men-cos (membakar kulitnya dengan besi biasanya untuk pengobatan) dan mereka bertawakkal kepada tuhan mereka. (HR Bukhari dan Muslim dari Ibn Abbas)
Beliau juga bersabda:
مَنْ قَالَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ: تَوَكَّلْتُ عَلىَ اللهِ وَلاَ خَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، يُقَالُ لَهُ: هُدِيْتَ وَوُقِيْتَ وَكُفِيْتَ وَوُقِيْتَ، فَيَقُوْلُ الشَّيْطَانُ لِشَيْطَانٍ أَخَرَ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَوُقِيَ وَكُفِيَ؟
Barangsiapa yang apabila keluar dari rumahnya berkata: Aku bertawakkal kepada Allah yang tiada daya dan kekuatan selain dengan Allah, maka dikatakan kepadanya: Kau telah mendapat petunjuk, telah dijaga dan telah dicukupi. Maka satu setan berkata kepada setan lainnya: Bagaimana (keadaannya) untukmu dengan lelaki yang telah benar-benar diberi petunjuk, dijaga dan dicukupi?
[HR at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibn Hibban dari Anas)
Beliau juga berkata:
لَو أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلىَ اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَفَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِصَامًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
Jika kalian sungguh-sungguh bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang sebenarnya, maka Allah akan memberi kalian rezeki seperti halnya Allah memberi burung rezeki, ia berangkat dengan perut kosong dan kembali dengan perut kenyang.
[HR at-Tirmidzi dari Umar]
Tawakkal menurut sebagian ulama itu terdiri tiga hal:
- Mengetahui Tuhan, sifat-sifat-Nya, kekuasaan-Nya, pencukupan-Nya, pengaturan-Nya dan kembalinya urusan-urusan kepada ilmu-Nya, dan muncul urusan-urusan itu dari kehendak-Nya.
- Mengikuti sebab-sebab dan musabab (perkara yang menjadi sebab)nya, dan menjalaninya.
Barangsiapa yang meniadakan sebab dan musabab ini maka tawakkalnya itu batal.
- Berpegangan dan bersandarnya hati kepada Allah, dan berbaik sangka kepada-Nya.
Sesuai dengan persangkaan baiknya dan harapannya kepada Allah, maka itulah ukuran tawakkalnya kepada Allah.
Karena itulah sebagian ulama menafsirkan bahwa tawakkal itu adalah berbaik sangka kepada Allah.
Sebelumnya Selanjutnya
(mufrodat) (faidah 1) (faidah 2) (faidah 4) (takhrij)
download doc pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar