Faidah 2
Hadits ini menunjukkan keutamaan dari Nabi Ibrahim dan sebab mengapa ia dipilih menjadi kekasih Allah.
Kisah antara Nabi Ibrahim dan Raja Namrudz ini terjadi lebih dari 40 abad yang lalu di negara Rafidin (sekarang Iraq) yang memiliki kebudayaan yang maju.
Namrudz merupakan salah satu raja penerus dari Hamurabi (raja yang telah berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil seperti Babilonia, Samuria, dan Akadia menjadi satu kerajaan yang besar dan kuat).
Saat itu di negara itu, para penduduknya menyembah banyak berhala seperti Nana, Ba’al dan Astun, serta berhala yang paling besar bernama Mardukh.
Kemudian Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang kecil, lalu mengalungkan kapaknya kepada berhala yang paling besar yaitu Mardukh.
Saat para penduduk mengetahui kejadian itu, maka mereka melaporkan kejadian itu kepada raja Namrudz yang kemudian menangkap Nabi Ibrahim karena pebuatannya itu.
Ketika mereka menanyainya, maka nabi Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.” [S. Al-Anbiya: 63]
Saat mereka sadar itu tidak mungkin terjadi, mereka berkata sambil tertunduk: "Sesungguhnya kau (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." [S. Al-Anbiya: 64]
Lalu Nabi Ibrahim mencela mereka yang menyembah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan mendatangkan bahaya.
Sebagai akibatnya, Raja Namrudz memerintahkan mereka untuk membakar Nabi Ibrahim.
Al-Hakim a-Tirmidzi menceritakan bahwa saat Nabi Ibrahim diletakkan dalam manjaniq (alat perang pelempar batu jaman dahulu) di gunung untuk dilemparkan dalam api, pakaiannya dilepas dan kedua tangannya diikat ke belakang pundak, lalu ia berkata: “Cukuplah Allah bagiku”, lalu Jibril menghadap kepadanya di udara untuk menguji dan mencobanya, dan berkata: “Apakah kau ada keperluan wahai Ibrahim?” dan saat itu Nabi Ibrahim (dalam keadaan) turun dari angkasa. Maka Nabi Ibrahim berkata: “Kalau denganmu tidak ada.”
Langit-langit, para malaikat dan para penjaga hujan menangis karena perkara yang menimpa Nabi Ibrahim, memohon pertolongan kepada Allah ta’ala, lalu Allah memerintahkan untuk menolongnya sejak hambanya meminta pertolongan-Nya, maka Nabi Ibrahim tidak berpaling pada seorang pun dari makhluk-Nya, dan tidak kepada malaikat Jibril, hingga Allah sendirilah yang menolongnya, Allah SWT berfirman:
قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَسَلاَمًا عَلىَ إِبْرَاهيم
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. [S. Al-Anbiyaa: 69]
Malaikat Jibril menghadap Nabi Ibrahim di udara dengan menawarkan bantuannya untuk menunjukkan kesungguhan ucapan Nabi Ibrahim AS “Cukuplah Allah bagiku” dari rahasia hatinya, dan agar orang-orang yang benar sesudahnya mengetahui batas kesungguhan dari ucapan-ucapan, lalu Allah menjadikannya kekasih dan memenuhi alam semesta dengan namanya.
Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali diberi pakaian di hari Kiamat karena ia ditelanjangi di dunia karena Allah, maka dimulailah (pemberian pakaian) dengannya di antara para rasul dan nabi AS
Seperti inilah ucapan ahli yakin dalam “Cukuplah Allah bagiku”.
Sebelumnya Selanjutnya
(mufrodat) (faidah 1) (faidah 3) (faidah 4) (takhrij)
download pdf doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar