Alamat

Jl Diponegoro Gg. III Cepu - Jawa Tengah Indonesia

Selasa, 26 Agustus 2014

Hadits ke-2 dari al-Jamiush Shoghir bag 3

Faidah 3
Ucapan nabi: “Muhammad” saat ditanya malaikat penjaga: “Siapa kamu?”
Hal ini memberikan tuntunan bahwa saat tuan rumah bertanya siapa yang bertamu (demikian pula saat kita menelpon orang), maka kita sebaiknya menyebutkan nama kita bukan berkata: “Saya atau Aku.”
Karena dalam perkara ini ada beberapa faidah:
Pertama, karena dalam pemakaian kata “saya” biasanya menunjukkan adanya unsur egoisme yang besar pada pembicaranya, dan menurut pemikiran tasawuf di dalamnya ada unsur mengagungkan diri (kibriya’) atau kesombongan (fakhr) yang merupakan salah satu sifat yang tercela (madzmumah) dan harus dihilangkan.
Rasulullah SAW berkata:
اْلكِبْرِيَاءُ رِدَائِيْ وَاْلعُظْمَةُ إِزَارِيْ، فَمَنْ نَازَعَنِيْ وَاحِدًا مِنْهُمَا أَلْقَيْتُهُ  فىِ النَّارِ
Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah selimut-Ku, barang siapa yang menyerupai salah satu dari keduanya maka Aku akan melemparkannya ke dalam neraka.
Beliau juga bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فىِ قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Tidaklah masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji-bijian.
Sebagian ulama dan kalangan tasawuf memakruhkan penggunaan lafal “saya /aku” karena berpegangan pada hadits ini.
Ibnu al-Jauzi berkata: lafal “saya/aku” tidaklah terlepas dari semacam (unsur) kesombongan  seakan-akan ia berkata “Aku tidak perlu menyebutkan namaku dan nasabku karena ketinggian kedudukanku.”
Imam Nawawi berkata: tidaklah mengapa berkata “aku syeikh si fulan” atau “aku si hakim” jika tidak bisa dibedakan dengan orang lain kecuali dengannya dan ia terlepas dari kesombongan dan takabbur.
Faidah kedua, untuk menunjukkan kepada tuan rumah dengan siapa ia akan bertemu atau berbicara. Sehingga andai ia sedang tidak berjumpa maka ia bisa mmilih untuk menerima kita atau tidak.
Faidah ketiga, untuk mengingatkan tuan rumah dengan siapa ia akan berbicara, karena merupakan salah satu hal yang wajar bila ada seseorang yang lupa akan nama orang lain, sehingga ia tidak akan keliru menyebut nama orang lain saat bicara pada kita yang akan menyebabkan ia malu.

Sebelum       Sesudah
(Mufrodat)      (Faidah 1)     (Faidah 3)     (Takhrij)

Download      doc      pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar