7. Kesalahan
Redaksioanal (Lafzhiyah)
Ucapan dari penulis: Maka diantara kesalahan fatal yang terjadi
di dalamnya yang menunjukkan akan kedustaannya adalah bahwa dia menyebutkan
as-Syaikh bin Sa’di saat datang kepada ‘Alawiy Maliki, dia menyerunya dengan
panggilan sayyid, dan pengarang tersebut lupa bahwa penduduk Najed dan
al-Qoshim tidak mengatakan kalimat tersebut (gelar sayyid) hingga hari ini.
Komentar saya:
Dalam hal ini ada beberapa kemungkinan:
Pertama, ada kemungkinan as-Syaikh bin
Sa’di memang benar-benar berkata demikian saat berhadapan langsung dengan
Sayyid ‘Alawiy Maliki untuk menghormati beliau
Kedua,
pengarang menceritakan kisah ini dengan versinya sendiri (atau kalau dalam istilah
ilmu hadisnya secara maknawi) sehingga wajar kalau ia saat menceritakan seruan
Syaikh As-Sa’di pada Sayyid Alawai dengan kata “Sayyid”
Ketiga,
penulis/pencetak kitab melakukan kesalahan pada lafal saat menulis cerita ini
seperti halnya yang terjadi kebanyakan kitab yang diterbitkan belakangan ini
Jadi
dalil ini pun masih mengandung persangkaan saja bukan dalil qath’i (pasti)
untuk mendustakan kisah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar